Kamis, 05 Januari 2012

Memasang Saklar Back-up Listrik Cadangan

Sebelum Memasang Saklar Back-up Listrik Cadangan ada baiknya kita mengenal sedikit saklar yang di gunakan. Saklar yang digunakan adalah saklar transfer atau ada yang menyebutnya saklar handle dsb. Saklar ini berbeda dengan saklar pada umumnya (saklar lampu, saklar tape, dsb). Pembahasan disini adalah saklar transfer yang manual. Secara sederhana ilustrasi dari saklar transfer di jelas seperti gambar A dibawah ini.
Line in 1 dan Line in 2 adalah jalur masuk dari sumber listrik 1 dan sumber listrik 2 sedangkan Line out adalah jalur menuju instalasi bangunan. Dari gambar A, jika handel diputar sehingga konektor "c" terhubung ke bagian "A" maka sumber listrik dari Line in 1 yang digunakan dan jika konektor "c" terhubung ke bagian "B" maka sumber listrik dari Line in 2 yang digunakan. Bisa dimengerti yaa....
Gambar 2 berikut bagan sederhana aplikasi dari pemasangan saklar transfer tersebut.
Dari gambar 2 tersebut yang harus di perhatikan adalah ukuran kabel NYM-nya. Untuk daya dibawah 4400 VA ukuran yang umum digunakan adalah NYM 3x4 mm² sedangkan untuk daya 4400 VA keatas anda bisa gunakan kabel NYM 3x6 mm² dan seterusnya.
Dan gambar 3 adalah cara pemasangan sederhana dari saklar transfer dimana kabel fasa (strum) berwarna hitam, kabel netral berwarna biru dan kabel ground berwarna kuning.
Dalam realisasi pemasangan, biasanya kita terhambat pada jalur yang berasal dari sumber listrik utama yang umumnya merupakan listrik berlangganan. Nah satu-satunya cara agar jangan sampai meng-otak-atik alat pembatas dan pengukur dari listrik berlangganan tersebut adalah membongkar kotak pengaman (box sekering / box MCB) untuk memindahkan kabel NYM yang telah terpasang ke saklar transfer tersebut. kemudian dari saklar transfer ke kotak pengaman dapat di ganti dengan kabel NYM yang baru.
Demikian sedikit tulisan mengenai pemasangan saklar back up dari listrik cadangan. Sekarang ini banyak ditemui berbagai jenis saklar transfer termasuk diantaranya yang otomatis alias kerja sendiri. Tapi klo untuk bangunan umum rata-rata memakai yang manual dan pada pemasangannya sama saja prinsipnya baik yang otomatis ataupun manual.
Akhir kata, semoga bermanfaat bagi kita semua.... Btw, lapar nich.... bagi yang banyak makanan...bagi2 donk.... he...he...heeee......

Pembagian Group Instalasi

Pembagian group instalasi khususnya pada bangunan kita bertujuan agar jika suatu ketika terjadi gangguan instalasi pada ruangan/ blok ruangan tertentu tidak mengakibatkan seluruh bangunan padam total alias tenaga listriknya mati semua. Umum kita jumpai pembagian group instalasi terdapat pada bangunan bertingkat atau bangunan yang lumayan panjang... (seperti rumah babe ane yang kayak gang jika pintu depan ama belakang dibuka..he..he..... )
Ok...langsung saja, berikut sedikit penjelasan tentang bagaimana cara pembagian group instalasi pada bangunan. Pada pembahasan pembagian group instalasi ini, biar mudah kita gunakan kotak pengaman box MCB dimana masing-masing group instalasi dibatasi oleh MCB. Tetapi jika anda menggunakan kotak pengaman berupa box sekering tentu saja harus menentukan box sekering yang akan digunakan dalam pembagian group instalasi.
Ilustrasi gambar dari pembagian group instalasi dapat dilihat dari gambar A dibawah ini.
Nah dari gambar tersebut diatas dapat dilihat bahwa saluran kabel yang digunakan ke masing-masing MCB hanya kabel phasa alias setrum (kabel hitam), sedangkan kabel netral(kabel biru) dan kabel ground(kabel kuning) masing-masing group langsung disambungkan dari kabel sumber listrik(dalam hal ini berasal dari kabel NYM 3x4 mm²).
Contoh ilustrasi gambar pemasangan pada box MCB dapat dilihat dari gambar B berikut.
Seperti terlihat dari gambar diatas hanya kabel phasa/strum (kabel hitam) yang dihubungkan ke masing-masing MCB sedangkan kabel netral (kabel biru) dan kabel ground (kabel kuning) dihubungkan langsung ke kabel NYM 3x4 mm² melalui konektor kabel.Mengenai besarnya nilai masing-masing MCB pembatas tiap-tiap group instalasi bisa disesuaikan penggunaan dari masing-masing group.Yang terpenting adalah besarnya masing-masing MCB pembatas groupnya tidak melebihi daya terpasang dari sumber listrik. Contoh penjelasan yang dimaksud diatas adalah sebagai berikut : jika anda berlangganan daya terpasang 1300 VA alias MCB pembatasnya 6 A(ampere) dan pada instalasi rumah dibuat dua group instalasi maka pemilihan masing-masing MCB pembatas group instalasinya bisa 4 A & 2 A atau 6 A & 2 A atau 4 A & 4A bahkan bisa 6 A & 6 A. Yang terpenting jangan sampai melebihi MCB pembatas dari daya terpasang. karena tujuan seperti disampaikan di awal. tetapi jika anda mau memilih pembatas group yang lebih besar dari daya terpasang juga tidak menjadi masalah karena jika terjadi masalah pada instalasi anda maka MCB pembatas dari daya terpasang juga akan terputus. Tetapi ada baiknya masing-masing group instalasi diberi pembatas MCB sesuai kebutuhan group instalasinya... (mengapa..?.. semakin besar nilai pembatas MCB, semakin mahal harganya bro....)
"ANJURAN"
Jika anda menggunakan beberapa group instalasi ada baiknya baiknya anda menggunakan MCB utama sebelum dibagi menjadi beberapa group instalasi. MCB utama yang dimaksud bukan MCB pembatas dari daya terpasang.
Ilustrasi gambarnya seperti terlihat pada gambar C dibawah ini.
Untuk gambar C, MCB utamanya sebaiknya jangan sampai melebihi besarnya MCB pembatas dari daya terpasang. Mengapa demikian? karena fungsi dari MCB utama ini harusnya menjaga agar jangan sampai MCB pembatas dari daya terpasang terputus. Contoh jika mcb pembatas dari daya terpasang 6A maka sebaiknya MCB utamanya juga dipilih 6A.Demikian sedikit penjelasan mengenai pembagian group instalasi. mudah-mudahan bisa dipahami maksudnya dan bermanfaat. Akhir kata, dah lama gak nulis blog... jadi pegel semua dech.... cari tukang pijat dlu ah... he..he..heee...

Proses Pemasangan Listrik Baru

Informasi ini terutama ditujukan bagi anda yang akan melakukan pendaftaran pemasangan listrik baru bagi rumah maupun bangunan lainnya ke pihak PT PLN Persero. Sebelumnya saya mohon maaf apabila informasi ini tidak akurat ataupun salah dalam menginformasikannya dan mohom dibantu mengoreksi apabila ada kesalahan melalui kolom PESAN/CHAT yang berada disebelah kanan layar. Maklum saya bukan seorang pegawai PT PLN Persero ataupun orang yang berkecimpung di lingkup pemasangan listrik baru. Ini hanya sekedar informasi dan tidak bermaksud melecehkan, merendahkan, menghina, ataupun hal lain terkait masalah hukum kepada orang - orang ataupun institusi yang terkait didalamnya... Jadi, sekali lagi saya katakan mohon dibantu mengoreksi apabila kurang tepat atapun terjadi kesalahan. (kenapa saya jadi serius ama hati2 banget yaaa.... ya iya lahh... pengennya sih cuma berbagi info doank...klo bener gak pa2, tp klo salah... bisa2 kaya mbak Prita donk... mending klo dipenjara doang... klo disuruh bayar gimana coba?... mau bayar pake daun jengkol....).
Ok... langsung saja...
Untuk proses pemasangan lisrik baru untuk rumah/bangunan, anda akan terkait dengan 3 badan/institusi. Yang pertama tentu saja PT PLN persero, yang kedua pihak Kontraktor Listrik atau sering disebut BTL(Biro Teknik Listrik), yang ketiga adalah KONSUIL. Masing-masing memiliki fungsi berbeda tetapi terkait satu sama lain. Pengennya sih mau dijelasin satu-satu, tapi bakalan kelamaan. Klo mau lebih jelas mengenai ke-3 badan tersebut lansung aja tanya pada pihak terkait...Ok...
Kita menuju ke prosesnya :
1. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mendaftar sebagai calon pelanggan listrik. (ya..iya..lah....). Anda bisa mendaftar lansung ke kantor PT PLN terdekat maupun kepada BTL terdekat. Untuk pendaftaran yang langsung ke kantor PT PLN, nantinya anda akan diminta menunjuk salah satu kontraktor listrik yang akan memasang instalasi rumah anda dan tentu saja kontraktor tersebut telah memiliki ini kerja dari PT PLN. Berita terbaru dan mungkin juga masih direncanakan adalah anda nantinya juga bisa mendaftar ke tempat pembayaran listrik terdekat. Tapi untuk saat ini baru PT PLN dan BTL saja. Jangan sampai lupa, tentukan dengan bijak mengenai daya listrik yang akan anda pergunakan. Pilihan dayanya dari 450 VA, 900VA, 1300VA, dst. Tentukan pula tarif dari bangunan berdasarkan peruntukan/fungsinya. Sebagai contoh: tarif R jika bangunan diperuntukkan untuk rumah tinggal, tarif B jika diperuntukkan untuk usaha/bisnis, dsb. Untuk lebih jelasnya dapat ditanyakan langsung pada saat anda mendaftar.
Adapun syarat yang anda bawa dari rumah adalah :
  1. Kartu Identitas (sebaiknya KTP) yang masih berlaku dimana nantinya digunakan sebagai nama rekening.
  2. Rekening Pembayaran Listrik Asli atau Focopy dari rumah sebelah (dalam artian sebelah rumah yang sudah dan masih berlangganan listrik dari PT PLN). Sebaiknya rekening listrik dari rumah sebelah yang digunakan adalah rekening pembayaran 1 atau 2 bulan yang lalu. Ilustrasi gambar rumah sebelah yang rekening pembayaran listriknya bisa anda pergunakan untuk pendaftaran sebagai berikut:


dari gambar diatas, rekening yang bisa anda pergunakan berasal dari rumah A, B, C, D atau rumah 1, 2.
Ikuti petujuk maupun syarat lain (surat kuasa dsb.) yang disampaikan oleh pihak PT PLN atau BTL. Jangan pernah sungkan untuk bertanya jika anda belum jelas. Ingat, anda adalah calon pelanggan atau boleh dikatakan calon pembeli tenaga listrik, jadi silahkan ditanyakan apabila anda kurang jelas. (dalam dunia bisnis jual-beli, pembeli adalah "raja" tapi jangan disalah artikan, anda baru calon pembeli jadi baru calon raja-rajaan).
2. Setelah proses pendaftaran, proses tersebut berlanjut ke proses daftar tunggu alias daftar urut pendaftaran. Disini nantinya berkas pendaftaran anda akan lanjutkan dengan pemeriksaan lapangan oleh petugas survei lapangan yang merupakan bagian dari pelayanan teknik PT PLN. Dari proses teknik inilah akan ditentukan apakah letak pemasangan listrik ke rumah anda memenuhi ketentuan PT PLN atau tidak. Adapun ketentuan tersebut adalah :
  • Jarak sambungan kabel tegangan rendah(TR) milik PT PLN dari rumah calon pelanggan ke tiang listrik atau rumah pelanggan listrik terdekat. Ilustrasi gambarnya sebagai berikut:

  • Jumlah sambungan rumah dari tiang listrik PT PLN. Maksudnya adalah banyaknya 1 jalur sambungan kabel TR dari rumah pertama menuju rumah calon pelanggan. Ilustrasi gambarnya sebagai berikut:

  • Kapasitas dari trafo distribusi TM/TR yang akan melayani rumah calon pelanggan listrik baru.
3. Apabila ketentuan teknik diatas belum terpenuhi maka tentu saja pemasangan baru akan ditunda alias menunggu sampai terpenuhinya ketentuan teknik tersebut. Akan tetapi apabila data anda memenuhi ketentuan teknik tersebut, maka selanjutnya data tersebut akan diproses menjadi surat jawaban ijin pemasangan listrik baru. Proses surat jawaban ijin ini bisa berlangsung cepat tapi bisa juga lambat. Hal ini tergantung dari banyaknya antri-an calon pelanggan baru maupun ketersedian material KWH di gudang PT PLN setempat.
4. Selama waktu tenggang dari proses surat jawaban ijin inilah para kontraktor listrik alias BTL melaksanakan pekerjaan instalasi pada rumah calon pelanggan sesuai ketentuan PUIL dan komponen instalasi berkualitas SNI. Disamping melaksanakan pekerjaan instalasi, para kontraktor ini nantinya akan memberikan / menerbitkan surat jaminan instalasi pelanggan. Jaminan instalasi ini nantinya diperlukan dalam pemberkasan data oleh PT PLN. Fungsi dari jaminan instalasi ini adalah untuk menjamin bangunan maupun instalasi listrik anda apabila terjadi kerusakan instalasi maupun kebakaran bangunan yang diakibatkan oleh pemasangan instalasi yang tidak sesuai ketentuan diatas. Fungsi ini juga erat kaitannya dengan UU Perlindungan Konsumen. Hal inilah yang oleh masyarakat disebut "mahal". Mengapa demikian?... Contoh kecilnya adalah jika anda membeli barang bergaransi dengan yang tidak bergaransi, tentu saja harganya berbeda. Hal tersebut dikarenakan jika barang anda itu rusak selama tenggang waktu garansi maka perusahaan pembuatnya akan mengganti. Demikian halnya dengan jaminan instalasi yang dikeluarkan oleh kontraktor listrik, bahkan jaminan instalasi tersebut tidak hanya menjamin instalasi yang dipasang, tetapi juga menjamin seluruh kerusakan jika sampai terjadi kebakaran, baik itu bangunan maupun barang yang ikut terbakar didalamnya. (untuk kontraktor listrik yg mengerjakan rumahku, mohon maaf jika dulu saya penah mengatakan "pekerjaan kayak gitu doank kenapa mahal....". bapak kontraktornya sih gak bilang2 klo rumah saya dijamin instalasinya... coba klo bilang, jadi kan jelas....he..hee....). Tapi perlu anda ketahui, jaminan instalasi ini juga ada batas waktunya dan juga jaminan instalasi ini tidak akan berlaku jika terjadi perubahan instalasi yang dipasang oleh kontraktor tersebut. (penjelasan yang ini panjang banget yaa.... maklum yang kasih bocoran orang BTL... jadi nulisnya panjangan dikit... tapi jangan dibilang saya pro BTL lho yaa..... saya orang netral alias golput azaa....).
5. Seiring dengan selesainya instalasi dan dikeluarkannya surat ijin pemasangan dari PT PLN, kemudian instalasi listrik anda akan di daftarkan kepada KONSUIL. Konsuil ini bertugas untuk memeriksa instalasi yang dikerjakan oleh kontraktor listrik yang mengacu pada ketentuan PUIL dan juga SNI. Apabila instalasi yang telah terpasang telah sesuai ketentuan diatas maka Konsuil akan menerbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) dan sebaliknya jika tidak memenuhi ketentuan akan diterbitkan surat keterangan tidak memenuhi syarat sertifikasi, sehingga harus dilakukan instalasi ulang dan didaftarlan lagi untuk diperiksa sampai ketentuan diatas terpenuhi. SLO ini juga diperlukan oleh PT PLN dalam pemberkasan data pelanggan.
6. Setelah proses diatas selesai, dilanjutkan dengan proses pembayaran Biaya Penyambungan(BP) dan Uang Jaminan Pelanggan (UJL) yang telah ditentukan oleh pemerintah. Mengenai besarnya BP dan UJL tergantung dari besarnya daya listrik dan juga tarif yang akan anda gunakan. Kemudian anda juga akan menandatangani surat perjanjian dengan PT PLN, yang diantaranya mencakup besarnya pembayaran tiap KWH listrik, sangsi pelanggaran, dsb. Oleh karena itu, baca dan pelajari dengan seksama sebelum anda menandatangani surat perjanjian bermaterai tersebut.
7. Setelah selesai nantinya akan dilanjutkan pembuatan berkas untuk pengambilan Alat Pembatas dan Pengukur (KWH meter dan penunjangnya) dari gudang PT PLN, yang kemudian dilanjutkan dengan proses pemasangan KWH meter. Setelah pemasangan KWH meter tersebut nantinya anda akan diberi kartu pemberitahuan pembayaran listrik.

Akhirnya selesai sudah pembahasan kali ini, mudah-mudahan sebagian besar infonya benar dan bermanfaat bagi anda yang membacanya.
Pesan saya :
1. Bayarlah tagihan rekening listrik tepat pada waktunya. Bagi pelanggan yang membayar tagihan listrik sebelum tanggal tertentu tiap bulannya, terkadang PT PLN mengadakan undian berhadiah yang diperuntukkan bagi pelanggan listrik tersebut. Jadi, siapa tahu anda menjadi pemenangnya, lumayan lhoo...
2. Gunakanlah tenaga listrik secara bijak dan benar.
3. Ada baiknya menggunakan lampu penerangan atau peralatan lain yang hemat energi. Ini sangat membantu anda mengurangi biaya pemakaian tenaga listrik tiap bulannya disamping hal-hal lainnya.
4. Periksalah KWH meter anda secara berkala terutama pada segel KWH meter. Jika segel ternyata putus segera laporkan ke PT PLN. Perlu diingat bahwa dalam perjanjian dengan PT PLN yang anda tandatangani terdapat klausul yang menerangkan bahwa kabel saluran rumah(SR) sampai dengan AAP(KWH meter) adalah milik PT PLN sedangkan dari AAP(KWH meter) menuju istalasi rumah adalah milik pelanggan. Dalam klausul tersebut juga menyebutkan bahwa anda juga ikut menjaga peralatam milik PT PLN. Jadi ketika anda melaporkan adanya kerusakan yang berhubungan dengan batas kepemilikan dari PT PLN, ada baiknya anda meminta bukti pada saat melaporkan kerusakan tersebut (bukti anda telah melapor) kepada petugas. Hal ini sedikit banyak juga berhubungan dengan sangsi yang ada dalam perjanjian terutama pada peralatan AAP alias KWH meter milik PT PLN sehingga nantinya jika terjadi hal-hal yang merugikan, anda bisa menunjukkan bukti bahwa anda telah melapor. Sebagai contoh : Apabila pada KWH meter ataupun MCB pembatasnya (bukan kotak dudukannya lho..) anda menjumpai kabel segelnya putus dengan sendirinya (akibat korosi dan biasanya terjadi pada KWH meter yang lama) ataupun karena suatu hal dan tanpa sengaja membuat putus segel tersebut, segeralah melaporkan hal tersebut kepada PT PLN dan meminta bukti bahwa anda telah melapor. Mengapa demikian? hal ini dikarenakan apabila laporan anda belum ditindak lanjuti oleh pihak PT PLN kemudian ada operasi penertiban pemakaian tenaga listrik khususnya pada rumah anda, anda bisa menunjukkan bukti bahwa anda telah melapor dan belum ditindak lanjuti oleh pihak PT PLN. Hal ini juga menunjukkan kepedulian anda sebagai warga negara dengan ikut mengawasi BUMN.
Akhir kata, sedikit informasi sumber dari tulisan ini yang meminta agar nama maupun perusahaan kontraktornya tidak disebut. tapi nickname boleh ya bang...
Ok... Sumber tulisan ini saya sebut saja bang Arvin (bhs jerman yg klo tidak salah artinya sahabat) lulusan S-1 Teknik Elektro (ST lhoo.. bukan Es Teh...) sebuah PTN di pulau Jawa dan telah bekerja sebagai kontraktor listrik selama hampir 8 tahun dengan kualifikasi Ahli Madya. (kualifikasi ini dapat melaksanakan pekerjaan jasa tenaga listrik dari pekerjaan tegangan rendah, jaringan distribusi TM sampai dengan pembangkitan tenaga listrik 500KVA). Trims buat infonya bang Arvin, semoga bermanfaat bagi kita semua..(awas klo sampai salah infonya.... tak suruh traktir makan 7 hari 7 malam...he..he....heee...)

Memasang Instalasi Listrik Rumah Bertingkat

Tips ini sedikit berbagi ide memasang instalasi listrik rumah bertingkat. Hal tersebut dikarenakan banyak sekali instalasi listrik rumah bertingkat yang sangat susah dalam memperbaikinya. Banyak sekali ditemui titik percabangan instalasi maupun pipa instalasinya ditanam langsung dalam beton. Alasannya supaya tidak terganggu dari hal-hal yang dapat merusak instalasi tersebut. Hal tersebut tentu saja ada benarnya, akan tetapi perlu diingat bahwa lantai beton tempat menaruh saluran instalasi akan sedikit banyak mempengaruhi kekuatan betonnya. Hal tersebut dikarenakan adanya rongga didalamnya yang berasal dari pipa instalasi yang ditanam dan rata2 pipa yang ditanam berupa peralon PVC atau bahasa "katroknya" peralon plastik. Gak percaya... tanya tuh sama orang sipil... Itu alasan pertamanya. Alasan yang kedua adalah karena akan susah dalam memperbaiki maupun jika akan dilakukan penggantian kabel instalasi. Mengapa demikian..?
  • Yang pertama adalah jika suatu hal dalam menanam pipa instalasi terjadi kebocoran pada pipa (ketika berlangsungnya proses pengecoran) maka akan mengakibatkan campuran beton masuk kedalamnya sehingga pada akhirnya pipa instalasi tersebut menjadi buntu alias tersumbat...
  • Yang kedua adalah jika sampai titik percabangan juga ditanam pada beton. Coba bayangin sendiri... gimana coba cara nyambung kabelnya...
Diluar itu semua, paling sering dijumpai adalah yang empunya rumah menggunakan kabel jenis NYM ataupun karena saking kayanya tu orang, instalasi rumahnya menggunakan kabel jenis NYY dan menganggap penanaman didalam beton tidak perlu menggunakan pipa instalasi. Wah yang ini... ni... paling kereeen... klo ada apa2 ama instalasinya gimanaaa cobaaa..?!?!. boro-boro nyusupin kabel buat diganti yang baru... nglepasin kabelnya aja dah gak bisa mikir lagi.... ditarik 10 orang aza tu kabel bakalan nyengir doang... ujung-ujungnya ganti total instalasi yang ada dalam beton tersebut.... mendingan ditinggal mancing dilaut bro.....he..heee....

Ok.. kita lanjutkan. Berikut ide tips pada pemasangan instalasi rumah bertingkat :
  • Sebaiknya instalasi terbagi menjadi group instalasi yang berbeda untuk tiap lantai.
  • Jalur pembagian group dari kotak pengaman untuk lantai atas(lantai 2,3,dst.) dapat diletakkan disisi luar tembok rumah ataupun didalam tembok itu sendiri. Jika diletakkan disisi luar tembok rumah, pastikan jalur tersebut terlindungi dengan baik. Anda bisa menggunakan pipa peralon atau bahan lainnya yang tahan terhadap perubahan cuaca dan yang terpenting harus kedap air. Gambar ilustrasinya baik di luar maupun didalam tembok terlihat seperti gambar dibawah ini.

  • Usahakan pipa instalasi tidak tertanam didalam beton apalagi titik sambungnya. Jikapun ada sebaiknya hanya pipa instalasi untuk saluran menuju lampu penerangan, itupun juga jangan dicabangkan didalam beton jika lampu penerangan tersebut dipasang paralel dengan lampu lainnya. Kita ambil contoh denah sederhana dibawah ini.

maka ilustrasi gambar realisasi pemasangan yang tampak dari depan akan terlihat seperti gambar dibawah ini.

dan jika dilihat dari samping maka kotak sambung 1 atau kotak sambung 2 yang menuju lampu akan terlihat seperti gambar dibawah ini.

Perlu di ingat, pastikan pipa instalasi yang akan ditanam dalam beton harus benar-benar tertutup rapat alias tidak ada kebocoran, terutama pada daerah sambungan pipa. Gunakan isolasi pada sambungan pipa untuk lebih melindungi dari kebocoran.

Satu hal lagi, jika anda merasa risi/kurang cocok dengan penutup asli dari kotak sambung (emang jelek kok tutupnya.. apalagi untuk kotak sambung yang bulat... garing bangettt...), anda bisa mengatur penanaman kotak sambung sedikit lebih dalam dan membuat tutup modifikasi (seperti terlihat pada gambar kotak sambung ke lampu diatas) yang terbuat dari kayu atau bahan lainya sebagai penutup kotak sambung tersebut sehingga nantinya jika tembok dirapikan akan terlihat rata. Jangan lupa diberi tanda kecil pada daerah tempat tutup kotak sambung tersebut sehingga jika suatu saat akan memperbaiki tidak kebingungan mencarinya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang membacanya dan terima kasih telah berkunjung kesini.. Akhir kata... molor lagi aahhh.....

Cara Memasang Stabilizer / Stabilisator Tegangan

Sebelum membahas cara memasang stabilizer / stabilisator tegangan ( ada juga yang menyebutnya AVR (Automatic Voltage Regulator)) ada baiknya kita sedikit tahu mengapa kita butuh stabilizer. Ada kalanya tegangan listrik dirumah kita turun-naik sehingga dapat mengakibatkan peralatan listrik yang sensitif terhadap perubahan tegangan menjadi rusak (contoh: computer dsb.). Banyak faktor yang membuat tegangan listrik menjadi turun-naik. Jika rumah anda merupakan salah satu pelanggan dari perusahaan listrik negara, keadaan tegangan turun-naik biasanya terjadi menjelang petang sampai kurang lebih jam 10 malam dimana terjadi beban puncak yang berakibat tegangan menjadi turun-naik. Faktor lain adalah jarak rumah pelanggan ke trafo distribusi juga sedikit banyak mempengaruhi perubahan tegangan.
Pada peralatan rumah tangga kita banyak yang mempunyai toleransi terhadap perubahan tegangan, tetapi tidak sedikit pula peralatan yang sensitif terhadap perubahan tegangan tersebut. Hal ini tentu saja sedikit merepotkan. Sebagai pelanggan listrik, salah satu cara memperbaiki perubahan tegangan tersebut adalah dengan menggunakan stabilizer / stabilisator tegangan ke alat yang akan digunakan, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.


Gambar Pemasangan Stabilizer/Stabilsator ke Peralatan Listrik

Lalu bagaimana jika terdapat banyak peralatan kita yang sensitif terhadap perubahan tegangan? Apakah akan dipasang stabilizer/stabilisator pada masing - masing peralatan tersebut? Jawabannya bisa iya dan juga bisa tidak. Jika anda mau memasangkan setiap stabilizer/stabilisator ke masing masing peralatan tersebut juga tidak menjadi masalah. Akan tetapi hal tersebut tentu saja kurang efektif karena anda akan membutuhkan banyak stabilizer/stabilisator yang tentu saja membutuhkan banyak biaya. Lalu bagaimana cara memasang 1 buah stabilizer/stabilisator untuk digunakan pada banyak peralatan? Jawabannya tentu saja dengan membuat/menambahkan sedikit komponen instalasi listrik pada rumah / bangunan kita. Penjelasan mengenai membuat/menambahkan komponen intalasi listrik terlihat seperti gambar dibawah ini.


Gambar Pemasangan stabilizer/Stabilsator ke Instalasi Listrik

Kabel steker bawaan (kabel lentur dan serabut) dari pabrik stabilizer/stabilisator telah dibuat sedemikian rupa agar tahan terhadap kapasitas penggunaan, tetapi tidak ada salahnya anda memodifikasi/menggantinya dengan kabel NYM 3x2,5 mm. Demikian juga dengan kabel keluar dari stabilizer ke instalasi listrik rumah, sebaiknya digunakan kabel NYM 3x2,5 mm. Gunakan pula Steker yang baik (steker untuk 3 kabel lho...) dan pastikan pemasangan kabel ke steker terpasang erat.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam pemilihan stabilizer/stabilisator tegangan adalah memilih kapasitas dari stabilizer/stabilisator. Ada baiknya pemilihan kapasitas disesuaikan dengan daya listrik yang terpasang pada rumah anda atau bisa lebih besar sedikit terhadap daya listrik yang terpasang. Sebagai contoh, stabilizer/stabilisator dengan kapasitas 900 VA atau 1300 VA dapat digunakan untuk pelanggan listrik dengan daya terpasang 900 Watt.

Cara Memperbaiki Sistem Grounding / Pentanahan

Sebelum membahas cara memperbaiki grounding / pentanahan, sedikit ulasan tentang sistem grounding / pentanahan. Grounding / pentanahan merupakan salah satu sistem yang umum digunakan pada dunia kelistrikan. Umumnya digunakan sebagai pengaman terhadap bahaya sengatan listrik baik langsung maupun tidak langsung. Selain digunakan untuk pengaman instalasi, sistem grounding / pentanahan juga banyak ditemui pada sistem lain seperti sistem menara telekomunikasi, menara transmisi, ataupun penangkal petir yang umum kita lihat pada bangunan rumah maupun gedung bertingkat. Pemasangan sistem grounding / pentanahan pada sistem tersebut diatas tentu saja lebih detail dalam perhitungan maupun aspek lain yang mempengaruhi. Bisa dibayangkan jika sistem menara ataupun penangkal petir tersebut mengalami kegagalan dalam sistem pengamannya (dalam hal ini grounding / pentanahannya), tentu saja akan menimbulkan kerusakan dan juga bahaya bagi mahluk hidup disekitarnya. Bagaimana tidak? Terakhir penulis pernah membaca artikel yang mengatakan bahwa muatan petir per detik bisa mencapai 100.000KV(kilo volt). Coba bandingkan dengan tegangan yang digunakan untuk rumah kita (220 volt). Hanya 220 volt aja udah bisa bikin orang berasap apalagi yang 100.000KV, bayangin aja deh sendiri hasilnya... jadi arang kali yaaa... he..he...heee.....
Kita kembali pada pembahasan, berdasarkan jenis elektroda yang digunakan pada penanaman sistem grounding terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
  1. Elektroda Batang. Merupakan jenis elektroda yang umum dipasang pada instalasi rumah tinggal. Elektroda ini berupa pipa besi, baja profil, atau batang logam lainnya yang dipancangkan ke tanah. Biasanya pada bahan logam tersebut dilapisi dengan lapisan tembaga.
  2. Elektroda Pelat. Terbuat dari logam utuh atau berlubang yang cara pemasangan pada umumnya ditanam secara dalam.
  3. Elektroda Pita. Terbuat dari penghantar berbentuk pita atau bulat. Pemasangannya dipasang secara horizontal pada kedalaman antara 0,5m - 1m dari permukaan tanah.
Faktor terpenting pada sistem grounding / pentanahan adalah hambatan dalam dari tanah tempat batang ground / arde akan dipasang. Alat yang umum digunakan oleh instalatir listrik dalam mengukur hambatan dalam dari tanah adalah meger dan earth tester.
Lalu mengapa grounding yang telah terukur dan terpasang beberapa waktu lalu tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan? jawaban dari pertanyaan tersebut adalah keadaan tanah yang juga dapat berubah seiring dengan waktu yang tentu saja akan mempengaruhi hambatan dalam dari tanah tersebut.
Bagaimana cara memperbaiki hambatan dalam tanah dari sistem grounding yang telah terpasang atau belum terpasang? Ada beberapa metode yang digunakan:
1. Metode ini telah dibahas pada posting Cara Memasang Instalasi Listrik yaitu dengan meyiram tanah dari grounding tersebut dengan campuran air dengan serbuk arang. Mengapa serbuk arang? Untuk pertanyaan yang satu ini penulis gak bisa jawab, maklum..bukan orang fisika bahan dan juga bukan orang kimia....he..he..heee... Dari pengamataan penulis, serbuk arang lebih bagus mempertahankan air (kandungan elektrolit) yang terserap dibandingkan tanah itu sendiri yang cenderung mengalirkan kelapisan tanah dibawahnya, apalagi jika lapisan atas dari tanah tempat grounding tersebut berupa lapisan tanah pasir yang tentu saja akan lebih cepat mengalirkan air kelapisan tanah dibawahnya. Dari pengukuran grounding beberapa waktu setelah penanaman batang ground/arde juga dapat diketahui (dengan pengukuran alat) bahwa penanaman grounding yang menggunakan campuran air dengan serbuk arang lebih bagus daripada menggunakan air saja. Pengukuran tersebut tentu saja bukan pada kondisi hujan ataupun banjir...he..he....heee...
2. Metode ini umum dilakukan pada pembumian / grounding dari menara maupun bangunan dengan penangkal petir yaitu dengan menanam batang grounding / arde lebih dalam ke bumi. Penanaman dari grounding tersebut umumnya menggunakan elektroda pelat dan bisa mencapai belasan meter dibawah permukaan tanah. Tujuan dari penanaman lebih dalam ini adalah untuk melewati beberapa lapisan tanah yang memungkinan untuk mendapatkan lapisan tanah dengan hambatan dalam terkecil. Untuk instalasi rumah tidak diharuskan lhoo... Cukup mengganti batang arde menjadi lebih panjang lagi sehingga lebih memungkinan untuk mendapatkan lapisan tanah dengan hambatan dalam terkecil. Hal tersebut tentu saja juga dipengaruhi kondisi tanah disekitar grounding sehingga anda dapat juga menambahkan metoda pertama dalam penanaman grounding ini.
3. Sedikit berbeda dengan dua metoda sebelumnya yang hanya menggunakan 1 batang ground/arde, metoda ketiga ini menggunakan dua atau lebih batang ground/arde. Metoda ini sering digunakan pada pemasangan peralatan jaringan distribusi TM/TR ( Gardu Distribusi, ABSW pada tiang, dsb.) yang tujuannya tentu saja mendapatkan hambatan dalam dari tanah sekecil - kecilnya.
Sambil mengenang masa SMP kelas 2/3, kita tentu sedikit mengingat pelajaran fisika mengenai hukum Ohm. (hayoo.. ingat gak...) Pada pembahasan mengenai hambatan (resistansi) yang disimbolkan dengan huruf R, dikatakan bahwa pada rangkaian paralel:

1/R total = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 +...+ 1/Rn
dengan menggunakan perhitungan diatas kita akan memperoleh R total menjadi lebih kecil. Dari prinsip inilah kita gunakan dalam memperbaiki hambatan dalam pada sistim grounding. Pemasangan batang ground/arde terlihat seperti gambar dibawah ini.

Gambar Pemasangan 3 Batang Ground/Arde
biasanya jarak pemasangan peralel dari batang ground antara satu dan lainnya lumayan berjauhan. Mengenai jarak tanam antar batang ground/arde paling efektif, terus terang penulis kurang begitu memahaminya. (belum pernah ketemu bukunya broo.. susah banget..mungkin IQ-ku yang begitu rendah kali yaa....) Aturan mengatakan bahwa jarak antar batang ground/arde minimal adalah 2 x panjang batang ground/arde tersebut. Jika pada pengukurannya masih kurang bagus kita bisa tambahkan penanaman batang arde lagi. Disamping itu kita dapat menambahkan metode pertama pada tiap batang ground/arde yang ditanam.

Cara Memasang Saklar Tangga

Pembahasan cara memasang saklar tangga (dapat juga di fungsikan sebagai saklar lorong) kita mulai dengan terlebih dahulu mengenal tentang saklar tukar (saklar 2 arah) atau bahasa aliennya SPDT switch singkatan dari Single Pole Double Throw switch. Saklar ini digunakan untuk memindahkan / menukar nyala dari lampu pertama ke lampu kedua. Berikut penjelasan gambar dari saklar tukar atau ada juga yang menyebut saklar 2 arah.

Jika konektor C terhubung pada titik 1 maka lampu 1 akan menyala dan lampu 2 akan mati dan sebaliknya jika konektor C terhubung pada titik 2 maka lampu 2 akan menyala dan lampu 1 akan mati. Gimana ? bisa dimengerti yaa.... Lalu apa hubungannya dengan saklar tangga ?
Ok.. Sebenarnya saklar tangga hanya istilah karena berada disekitar tangga. Fungsi maupun cara kerjanya sama seperti saklar lorong. Hanya karena digunakan pada lorong maka kemudian disebut saklar lorong, bahkan ada juga yang menyebut saklar hotel (tambah gak nyambung yaa...abis gimana yaa... nenek moyang kita yang nurunin tu istilah... jadinya kita yang keluar belakangan jadi ngikut dech...). Kembali ke pembahasan, dari istilah saklar tangga maka fungsinya tentu saja digunakan untuk memberi penerangan lampu pada daerah tangga tersebut. Penerangan pada tangga tersebut dapat menggunakan 1 buah lampu atau jika tangga tersebut lumayan panjang dapat menggunakan 2, 3, atau beberapa lampu (sebut saja kelompok lampu). Fungsi dari saklar tangga disamping untuk penerangan juga untuk menghemat pemakaian listrik karena kita dapat menyalakan maupun mematikan lampu penerangan tangga tersebut dari lantai bawah maupun lantai atas. Dari penjelasan tersebut maka saklar tangga sebenarnya terdiri dari 2 buah saklar yang dipasang pada daerah tangga bawah dan daerah tangga atas, sedangkan saklar yang digunakan adalah saklar tukar (saklar 2 arah). Berikut penjelasan gambarnya.

Untuk kondisi lampu penerangan tangga dalam keadaan menyala maka penjelasan mengenai koneksi dari kedua saklar tukar (saklar 2 arah) tersebut terlihat seperti gambar dibawah ini.

atau seperti gambar dibawah ini.

Untuk kondisi lampu penerangan tangga dalam keadaan mati maka penjelasan mengenai koneksi dari kedua saklar tukar (saklar 2 arah) tersebut terlihat seperti gambar dibawah ini.

atau seperti gambar dibawah ini.

Mengenai pengawatan kabel dari pemasangan saklar tangga pada instalasi listrik terlihat seperti gambar dibawah ini.

Dari gambar diatas masih disertakan jalur utama dari instalasi sampai pada T-doos terakhir, tetapi apabila jalur utama yang melewati rangkaian saklar tangga tidak di teruskan ke instalasi lainnya maka pengunaan kabel phasa (hitam) cukup sampai saklar tukar 1 (SPDT switch 1), kemudian kabel netral (biru) cukup sampai lampu, sedangkan kabel grounding (kuning) tidak digunakan.